Pages

Selasa, 22 Januari 2013

Amalan Bathin.

By Arrizal Rahman F.   Posted at  18.28   perlu tahu No comments



“Dan sesungguhnya Akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (QS. Ad Dhuha [93]: 4-5)
          


            Ada dua macam amalan dalam  islam, yaitu amalan lahiriyah dan amalan bathin. Keduanya memiliki peranan yang penting dalam pembentukan pribadi yang sholih dan mulia. Keduanya pun harus saling mendukung. Bila tidak ada salah satunya, maka seseorang tidak akan dikatakan sempurna keislamannya, bahkan bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka.
          
   Ada satu peristiwa yang menceritakan tentang seorang sahabat anshar yang memiliki kelebihan dan keutamaan dalam amalan bathin. Dari Anas bin Malik ra berkata : “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Beliau bersabda,”Saat ini akan muncul kepada kalian seorang lelaki dari kalangan penghuni surga.” Tiba-tiba muncul seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar, jenggotnya masih meneteskan bekas air wudhu, sedang tangan kirinya memegang kedua sendalnya. Perkataan ini diucapkan beliau selama tiga hari.
           
   Rasulullah saw. Kemudian berdiri dan kami pun bubar. Pada saat itulah Abdullah buin Amru bin Ash mengikuti laki-laki Anshar yang tiga kali muncul dihadapan kami setelah disabdakan oleh Nabi saw.. Abdullah bin Amru menemui laki-laki Anshar tersebut dan meminta izin untuk menginap di rumahny. Lalu diizinkan.
     
    Anas bin Malik berkata: “Abdullah bin Amru bin Ash telah menceritakan bahwa ia telah menginap di rumah sahabat Anshar tersebut selama tiga malam. Selama itu, Abdullah bin Amru tidak pernah melihatnya sedikitpun melakukan shalat malam. Jika ia terbangun di waktu malam, ia hanya membolak-balikan badannya di atas ranjangnya, berdzikir, dan bertakbir. Ia baru bangun kembali bila waktunya melaksanakan shalat subuh.”

    Abdullah bin Amru berkata, “Hanya saja aku tidak pernah berbicara kecuali hal-hal yang baik. Tiga malam telah berlalu dan aku hamper saja menganggap remeh amal perbuatannya. Maka akupun bertanya,”Amalan apa yang menyampaikanmu kepada kedudukan yang telah disabdakan oleh Rasulullah?”

            Lelaki Anshar itu menjawab,”Amal kebaikanku hanyalah amal yang telah engkau lihat. Hanya itu amalku.”
            Abdullah bin Amru berkata: “Ketika aku hendak berjalan pulang, tiba-tiba laki-laki Anshar itu memanggilku kembali dan berkata: “Amalku hanyalah amal yang telah engkau lihat. Namun di dalam jiwaku sama sekali tidak terbetik rasa ghisy (tidak tulus) terhadap seorang muslim pun, dan aku juga tidak pernah iri kepada seorangpun atas sebuah nikmat yang Allah karuniakan k epadanya.”
        
    Mendengar penuturan tersebut, Abdullah bin Amru berkata, “Inilah sebenarnya amalan yang telah mengantarkanmu kepada kedudukan tersebut. Dan justru inilah amaln yang kami belum sanggup melakukannya.” (HR Ahmad)


Catatan
            Ghisy merupakan sikap tidak tulus, tidak bersikap jujurr, dan cenderung memiliki ‘ganjalan’ atau ‘kedengkian’ dalam hati terhadap kaum muslim lainnya. Jika ia member saran kepada saudaranya, maka saran itu tidak sepenuhnya baik, bahkan cenderung berisi hal-hal yang mestinya tidak dilakukan.

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 komentar:

Social Icons

Apakah anda menyukai blog Arrizal Rahman Fatoni?

@arrizal_RF. Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Posts

Back to top ↑
Connect with Us

What they says

© 2013 Mari Berbagi. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.