Pages

Selasa, 29 Januari 2013

By Arrizal Rahman F.   Posted at  21.08   1 comment

BAGI setiap penganut agama, konsep mesianisme atau ideologi agama yang mengajarkan tentang ‘the ultimate salvation of human race’ (penyelamatan akhir bangsa manusia) dari kenistaan, kezaliman dan kehancuran melalui seorang manusia pilihan Tuhan, bukan suatu hal yang aneh dan mengejutkan. Lima agama besar yang mendominasi dunia, yaitu Nasrani (Kristen Protestan dan Katholik Roma), Yahudi, Islam, Hindu dan Budha, menyatakan bahwa mereka meyakini konsep mesianisme.



Ajaran agama Hindu dan Budha memiliki figure mesianistik. Pada salah satu teks kuno India, yaitu Visnu Purana, disebutkan bahwa di penghujung periode kali Yuga (era terburuk dari era-era sebelumnya), akan datang seorang kalki atau ‘Sang Penunggang’ yang merupakan ‘the tenth avatar‘ atau inkarnasi yang kesepuluh dari dewa Wisnu. Menurut catatan riwayat mereka, Kalki akan datang ke dunia sambil menunggangi seekor kuda putih dan menggenggam sebilah pedang api untuk menumpas segala bentuk kejahatan dan mengembalikan nilai-nilai kesucian.
Sedangkan menurut ajaran Budha, disebutkan bahwa Siddhartha Gautama meramalkan datangnya seorang Budha yang lain atau the Budha to come di masa yang akan datang. Budha yang akan datang ini bernama Mettaya (dalam bahasa Sansekerta disebut; Maitreya), artinya adalah cinta. Menurut riwayat mereka, Sang Mettaya akan datang untuk menegakkan sebuah kerajaan ideal di muka bumi. Sebuah kerajaan yang akan memerintah dengan keadilan dan penuh kedamaian.

Agama-agama samawi atau ajaran-ajaran yang berpangkal kepada figure nabi Ibrahim seperti Yahudi, Nasrani dan Islam juga meyakini akan datangnya seorang Mesiah. Umat Yahudi, melalui ajaran Tanakh mempercayai akan datangnya seorang Mesiah Tuhan untuk menegakkan agama, kerajaan Tuhan dan keadilan di muka bumi. Demikian pulahalnyadengan umat Nasrani. Dalam ajaran Bibel, mereka mempercayai kedatangan Yesus yang kedua untuk menegakkan ‘The Heavenly Kingdom on Earth’ atau Kerajaan Surga di bumi dengan kebenaran dan keadilan.

Umat Islam melalui ajaran Kitab Suci Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari baginda Rasulullah saw, juga meyakini akan datangnya seorang manusia yang bergelar Al-Mahdi menjelang akhir zaman untuk menegakkan kembali ajaran Islam dan kebenaran, menghancurkan kebatilan dan menyebar luaskan keadilan ke seantero bumi. Bersama nabi Isa, Al-Mahdi akan memimpin kaum muslimin untuk menerapkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Meski kelima agama ini, dan beberapa agama dan aliran kepercayaan lain sama-sama meyakini akan munculnya seorang pemimpin dunia yang memenuhi dunia dengan kebenaran dan keadilan; yang diistilahkan dengan Mesiah, Al-Masih, Al-Mahdi, ratu adil dan nama-nama lain yang cukup beragam, namun bukan berarti keyakinan semua agama dan aliran kepercayaan ini sama. Justru, keyakinan masing-masing agama dan aliran kepercayaan tentang detail-detail perihal Messiah atau Al-Mahdi ini sangat beragam dan berbeda, seperti keberagaman jenis agama dan aliran kepercayaan itu sendiri.

Perbedaan yang sangat mendasar bisa dilihat dari segi nama, ciri-ciri fisik, masa, tempat, cara dan akidah masing-masing. Setiap agama dan aliran kepercayaan ini memunyai tokoh yang tersendiri untuk diketengahkan, tempat munculnya, masa munculnya, cara munculnya, tugas-tugasnya dan untuk bangsa mana ia diutus. Pada segi ini, perbedaan keyakinan antar berbagai agama dan aliran kepercayaan ini sangat tajam dan terlalu mendasar, sehingga sulit untuk dicarikan titik temu.

Adanya keyakinan akan datangnya Mesiah, Al-Masih, Al-Mahdi, dan istilah-istilah yang serupa dengannya di dalam keyakinan berbagai agama, aliran kepercayaan, dan budaya berbagai bangsa di seantero dunia ini menunjukkan bahwa wacana tentangnya memang sejak lama telah dianut oleh umat manusia, dari beragam latar belakang agama, bangsa, bahasa, dan budaya. Ia merupakan sebuah wacana, dan bahkan keyakinan, yang sudah sangat terkenal dan mendunia.

Umat Islam melalui ajaran Kitab Suci Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih dari baginda Rasulullah saw, juga meyakini akan datangnya seorang manusia yang bergelar Al-Mahdi menjelang akhir zaman untuk menegakkan kembali ajaran Islam dan kebenaran, menghancurkan kebatilan dan menyebar luaskan keadilan ke seantero bumi. Bersama nabi Isa, Al-Mahdi akan memimpin kaum muslimin untuk menerapkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Nampaknya, adanya keserupaaan ideologi ini dengan keyakinan agama lain telah menjadi pintu masuk munculnya fitnah penolakan terhadap sosok Al Mahdi dengan berbagai alasan yang tidak logis juga tidak tidak ilmiah. Sungguh, Al-Mahdi adalah hakiki dan benar-benar akan muncul di akhir zaman untuk membawa kemenangan dan kejayaan bagi kaum muslimin, hingga matahari terbit dari barat. [akhir zaman]

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

1 komentar:

  1. JANGAN TUNGGU IMAM MAHDI!!! DIA TIDAK AKAN DATANG BEGITU JUGA ISA AL MASIH

    ISLAM TIDAK MENGANUT PAHAM MESIANISME

    PERADABAN KAUM MANA DI DUNIA INI YANG TIDAK LEPAS DARI PENGARUH DAN KEHEBATAN KAUM YAHUDI???

    Kalau kita mau jujur maka biang kerok atau hakikat perseteruan antara pihak yang mengaku Sunni dengan yang mengaku Syiah adalah perebutan kekuasaan kekhalifahan, baik sejak proses penentuan sang khalifah pertama Abu Bakar dan terlebih lagi pasca Khalifah Ali bin Abi Thalib. Bumbu dari peruncingan masalah ini, ya seolah-olah adanya suksesi kepemimpinan dari Nabi Muhammad SAW pada Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu sekaligus adanya anggapan masuk dinasti Ahlul Bait serta anggapan keturunan 'nabi' bahkan keturunan rasul dibuktikan adanya peristiwa Ghadir Khum pada bulan terakhir tahun ke-10 Hijriah, setelah Rasul Muhammad saw menjalankan Haji Perpisahan/Terakhir (Hajjatul Wada’).

    Jika Ali bin Abi Thalib dianggap masuk kriteria dinasti Ahlul Bait juga tak punya dalil yang kuat karena dalam Al Quran dari TQS. Hud, 11:73, Al Qashash, 28:12 dan Al Ahzab, 33:33 istilah sudara sepupu tidaklah masuk dalam dinasti Ahlul Bait Muhammad SAW. Jika dianggap masuk ke dalam keturunan Ahlul Bait, Al Quran bahkan tidak mengenal istilah 'keturunan' ahlul bait, nabi apa lagi keturunan rasul. Yang ada hanya istilah keturunan Adam, keturunan Ibrahim atau keturunan Israil [TQS. Maryam, 19:58] bahkan tidak juga istilah 'keturunan Muhammad'.

    Issu Mesianisme itu adalah dampak dr doa Nabi Ibrahim As dan Ismail As (QS. 2:129) yg meminta ditetapkannya seorang Rasul di tanah pengasingan dari peradaban yang sdh tinggi di luar Arab.

    Lalu diuji orang Bani Israel itu dng anugerah para nabi yg hebat2 tapi umatnya ngeyel sampai pd penetapan Raja Daudnya sbg khalifah (QS. 38:26) mk disanjunglah agar 'KETURUNAN' dari Nabi Daudnya untuk menjadi seorang nabi atau rasul atau khalifah memimpin dunia ini ke masa depannya. Tapi nabi dan rasul yg diperolehnya oleh Bani Israel sesudaah Daud adalah tokoh yg bukan dari keturunan Raja Daud tapi malah keturunan bunda Maryam itulah dia Nabi Isa As.

    Nabi Isa As. pun tdk diterima oleh Kaum Yahudi krn bibit dan bobot keturunan berbeda sama sekali, maka issu mesias terus bergulir sampai ke Nabi Muhammad SAW. Anehnya itu pun baik Yahudi dan Nasrani tdk bisa terima krn Nabi Muhammad SAW, dia keturunan Nabi Ismail As.

    Oleh krena itu mukjizat Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW ialah DIPUTUSKAN semua pertalian ke-AHLUL BAIT-an sehingga tdk akan bisa menyandang lebel ‘KETURUNAN’ Ahlul Bait itu. Ya dikhawatirkan dinasti 'keturunan' itu tidak mampu menyandang misi kenabian Muhammad SAW sampai akhir zaman nantinya.

    Dari contoh perjalanan sejarah peradaban umat manusia di atas maka keturunan ahlul bait bisa 'jadi' masalah besar bagi keturunannya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan penutup para nabi (TQS. 33:40) dalam rangka menjalankan peran beliau sebagai pembawa, penyampai Islam pada umat manusia:

    Sebagi contoh, kelompok Sunni juga menanti sang Imam Mahdi yang belum lahir dan akan lahir dikemudian hari, konon dari 'keturunan Ahlul Bait', ya oroknya aja belum jadi dari jalur Hasan bin Abi Thalib. Sementara konsep Kaum Yahudi yang dari dulu sudah ribuan tahun mereka menanti sang Mesiasnya, juga ngaku dan maunya dari keturunan Nabi atau Khalifah, Raja Daudnya.

    Sebaliknya, kaum yang ngaku Syiah pun demikian, menanti Imam Mahdinya yang rahib entah kemana dari bumi ini, lalu kelak akan muncul kembali dengan nama Imam Mahdi dari keturunan Ahlul Bait juga, dan agak 'malu-malu' menyebutkan dari Keturunan Ali bin Abi Thalibnya, konon ada yang sebut dari dia dari keturunan Husein bin Ali bin Abi Thalibnya? Penantian Imam Mahdinya versi kaum Syiah ini pun 'MENGADOPSI' dari pengaruh PAHAM INKARNASI yakni kembalinya Sang Mesiasnya 'YESUS KRISTUS' yang akan datang kembali ke dunia dari kerahibannya juga?

    BalasHapus

Social Icons

Apakah anda menyukai blog Arrizal Rahman Fatoni?

@arrizal_RF. Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Posts

Back to top ↑
Connect with Us

What they says

© 2013 Mari Berbagi. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.